Forum Guru Besar ITB Rilis Manifesto Pendidikan, Urai Tabiat Buruk Bangsa dan Cegah “Jalan Pintas” untuk Raih Keberhasilan Hidup

🗓️ November 10, 2025 • ✍️ qaf.cms@gmail.com

Bandung — Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan Manifesto Pendidikan Nasional sebagai seruan moral untuk mengembalikan marwah pendidikan Indonesia. Manifesto ini menyoroti melemahnya karakter bangsa, terutama kecenderungan mencari jalan pintas untuk meraih keberhasilan hidup tanpa melalui proses pembelajaran dan kerja keras yang sesungguhnya.

Ketua Forum Guru Besar ITB, Prof. Dr. Ir. (Nama Fiktif), menyebut manifesto tersebut lahir dari keprihatinan mendalam para akademisi terhadap perubahan nilai-nilai dasar dalam masyarakat.

“Kita melihat gejala sosial yang mengkhawatirkan: banyak orang ingin sukses seketika, tanpa proses, tanpa belajar sungguh-sungguh. Ini bukan hanya soal individu, tapi sudah menjadi persoalan budaya bangsa,” ujarnya dalam peluncuran manifesto di Aula Barat ITB, Bandung, Senin (10/11/2025).

Tabiat Buruk Bangsa di Dunia Pendidikan

Dalam naskah yang dibacakan, Forum Guru Besar ITB menyoroti sejumlah tabiat buruk yang dinilai telah mencemari dunia pendidikan dan karakter bangsa, antara lain:

Mental instan yang mengabaikan proses;

Budaya menyontek dan plagiarisme yang dianggap lumrah;

Rendahnya tanggung jawab sosial dan semangat kebangsaan;

Kerapuhan moral pemimpin dan pejabat publik yang memberi teladan negatif; serta

Komersialisasi pendidikan yang menggeser orientasi moral menjadi material.

“Jika sejak dini anak-anak diajarkan bahwa hasil lebih penting daripada proses, maka kelak kita akan melahirkan generasi yang pandai mencari celah, bukan solusi,” tegas Prof. (Nama Fiktif).

Panduan untuk Reformasi Pendidikan

Forum Guru Besar ITB menegaskan, manifesto ini bukan hanya bentuk refleksi, melainkan panduan etis dan moral bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan nasional. Beberapa poin utama dalam manifesto meliputi:

Penguatan pendidikan karakter berbasis integritas dan tanggung jawab sosial;

Penegasan peran guru dan dosen sebagai teladan moral dan intelektual;

Evaluasi sistem pendidikan agar menghargai proses, bukan sekadar hasil akhir;

Peningkatan literasi etika dan kebangsaan di era digital; serta

Dorongan kepada pemerintah untuk menata kembali orientasi pendidikan nasional agar tidak semata-mata berorientasi pada gelar dan sertifikasi.

Refleksi Nasional untuk Bangsa Bermartabat

Peluncuran manifesto ini turut dihadiri perwakilan Kementerian Pendidikan, tokoh pendidikan nasional, dan mahasiswa lintas kampus. Dalam penutup acara, Forum Guru Besar ITB menyerukan refleksi nasional terhadap arah pembangunan manusia Indonesia.

“Bangsa yang besar bukan diukur dari banyaknya gelar akademik, tetapi dari kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab warganya,” tutur Prof. (Nama Fiktif).

Forum Guru Besar ITB berharap Manifesto Pendidikan ini menjadi momentum bersama untuk mengembalikan pendidikan sebagai proses pembentukan manusia seutuhnya — manusia yang beretika, berkarakter, dan berdaya juang tinggi, bukan sekadar pemburu gelar dan status.

Redaksi: Nusantara Network