Karya Anak Bangsa Kembali Tampil di Ajang Paling Ekstrem Dunia: Red Bull Rampage 2025

🗓️ November 11, 2025 • ✍️ Yunus

Jakarta, NusantaraNetwork.com-Kalau di dunia balap motor ada MotoGP, maka bagi para pecinta sepeda gunung, terutama di kategori freeride, ada Red Bull Rampage. Ajang yang dikenal sebagai kompetisi paling ekstrem dan bergengsi di dunia ini kembali digelar pada 19 Oktober lalu, mempertemukan 18 freerider terbaik di padang gurun berbatu Utah, Amerika Serikat. Kabar baiknya, karya anak bangsa turut menjadi bagian dari ajang prestisius tersebut!

Sedikit berkenalan dengan Red Bull Rampage, ajang olahraga ekstrem yang konsisten menghadirkan aksi paling liar di dunia sepeda gunung. Kompetisi ini menuntut peserta untuk meraih poin dari kecepatan, trik freestyle di udara, hingga kemampuan mengendalikan sepeda di tebing-tebing curam dan drop ekstrem — di lintasan yang mereka bangun sendiri.
Salah satu fitur lompatan bahkan mencapai lebih dari 100 kaki, setara dengan gedung 10 lantai! Dengan medan seberat itu, para peserta benar-benar tak punya ruang untuk melakukan kesalahan sekecil apa pun. Satu teknik yang meleset saja bisa berujung fatal.
Pada ajang se-ekstrem ini, Polygon, brand sepeda global asal Sidoarjo, telah menorehkan sejarah dengan memenangkan Red Bull Rampage dua kali, pada 2015 dan 2017. Tahun ini, Polygon kembali berpartisipasi dua tahun berturut-turut (2024 dan 2025) bersama rookie (pendatang baru) asal Amerika Serikat, Luke Whitlock.
Semua peserta datang dengan ambisi besar untuk mencetak sejarah—termasuk Hayden Zablotny, pendatang baru yang menjadi kejutan besar tahun ini. Sementara itu, Luke Whitlock yang menjalani tahun keduanya mengalami crash akibat kehilangan kendali saat mendarat dari drop dan terjatuh di antara bebatuan curam. Namun, pebalap muda ini tak menyerah. Ia bangkit dan menuruni tebing dengan keberanian yang lebih besar di putaran kedua.
“Run pertama tidak berjalan sesuai rencana. Sedikit terasa nyeri setelah hari yang benar-benar berat di gunung, tapi saya bersyukur masih dalam keadaan sehat. Tangan saya tidak terasa baik untuk putaran kedua, jadi saya memilih bermain aman dan menuruni gunung untuk para penggemar. Begitulah seni dalam berkompetisi — dan saya sudah tidak sabar untuk kembali lagi!” tulisnya dalam media sosial pribadinya. Di sisi lain, Symon Godziek, runner-up atau pemenang posisi kedua di tahun 2024, juga sempat mengalami crash di putaran pertama kali ini. Ia bangkit dan menuntun sepedanya menuruni bukit setelah jatuh, ia berhasil menghindari cedera serius.

Kisah Luke, pendatang baru, walaupun pebalap yang crash bahkan cukup parah seperti Adolf Silva, merepresentasikan esensi sejati dari Red Bull Rampage dan mengapa pecinta mountain biking bahkan pecinta olahraga ekstrem semakin jatuh cinta dengan ajang ini. Ajang ekstrem ini selalu punya cara mengingatkan kita bahwa keberanian bukan berarti tak takut jatuh, tapi tahu kapan harus bangkit lagi.

Hal ini juga yang membuat Polygon sebagai merek sepeda asal Indonesia semakin giat menunjukkan DNA yang selalu mereka suarakan yaitu “Lead Your Own Path” baik dalam pengembangan inovasi sepeda, kegiatan yang mereka ikuti, sampai kerja sama bersama atlet yang mereka jalin.

“Turunnya kami dalam Red Bull Rampage merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi kami. Lebih dari sekadar sepeda, eksistensi Polygon di Rampage menjadi pembuktian bahwa dari semangat anak bangsa, Indonesia bisa berkontribusi di panggung tertinggi dunia dan semoga dapat terus menginspirasi banyak pihak untuk percaya pada kemampuan kita sendiri,” tutur Veronica Vivin, selaku Brand Marketing Polygon Bikes.

Luke Whitlock melakukan debutnya di Red Bull Rampage 2024 dengan menunggangi prototipe Polygon Collosus DH, sekaligus menguji ketangguhan sepeda tersebut sebelum resmi diluncurkan. Setelah pengembangan intensif bersama atlet dari berbagai belahan dunia, Polygon Collosus DH akhirnya dirilis pada Maret 2025. “Ada banyak pertimbangan dalam pengembangan lahirnya sepeda downhill kali ini. Kami ingin menemukan formula terbaik agar Collosus DH bisa kompetitif dengan brand internasional lain sekelas Red Bull Rampage,” jelas Zendy Meidyawan Renan, Polygon Chief Engineer.

Kabarnya, Polygon sudah menyiapkan banyak kejutan untuk berbagai gebrakan kelas internasionalnya di tahun 2026 mendatang. Sepak terjangnya pada Red Bull Rampage menjadi penutup manis tahun 2025 untuk momen manis ini dibawa pada pameran outdoor Sea Otter di Australia pada akhir Oktober ini.

Tahun depan, waktunya kembali mendukung semangat anak bangsa menaklukkan batas. Dukung terus local pride Indonesia dan percaya bahwa Indonesia Bisa!