Forum Guru Besar ITB Rilis Manifesto Pendidikan, Tegaskan Budaya Terabas Rusak Berbagai Sendi Kehidupan Bangsa

0
16
Spread the love

Bandung, Nusantaranetwork.com-Forum Guru Besar ITB merilis manifesto pendidikan terkait kondisi bangsa dan fenomena kekinian yang menjadi keprihatinan Forum Guru Besar ITB. “Kami adalah anak-anak peradaban yang lahir dari rahim para pejuang bangsa, penggagas impian menjadi Indonesia, dengan ini menyatakan sebuah manifesto pemajuan peradaban bangsa,” tulis manifesto itu.

Pernyataan ini, tulis Manifesto itu, Forum Guru Besar ITB mengukukuhkan di atas kesadaran bahwa gagasan mendirikan bangsa yang berlandaskan kemerdekaan dan kebinekaan merupakan sebuah janji kesetiaan untuk berlayar mengayuh bahtera bangsa, mengarungi samudra Luas zaman, bernakhodakan akal budi, dan berawak nalar,” katanya.

Manifesto yang dibacakan pada senin, 1 September 2025 dalam Forum Guru Besar ITB, menyatakan bahwa mereka mawas diri bahwa dalam pelayaran panjang ini, rentetan rintangan, masalah, dan tantangan akan menghadang.

Hari ini, lanjut Manifesto tersebut, pemanasan global, perubahan iklim, wabah penyakit, dan kerusakan alam telah mengubah kehidupan masyarakat di lautan hingga pegunungan. Kami memahami bahwa teknologi dan ilmu pengetahuan semakin berperan di segala lini kehidupan. Karena itu, keberhasilan generasi penerus menguasai ilmu kemanusiaan, seni, teknologi, dan sains serta persilangannya  berlandaskan Pancasila dan dinaungi wawasan kebaharian akan menentukan keberlanjutan serta kejayaan bangsa di masa depan,” katanya.

Karena itu, agar tiap warga negara mampu memberdayakan diri, harus berdiri sebuah sistem pendidikan nasional yang terjangkau dan bermutu di tanah air, agar tiap anak bangsa berkesempatan sebaik-baiknya dalam mengasah nalar,  menebalkan tekad, menghaluskan rasa, dan meneguhkan jiwa melalui adat istiadat.

Menurut mereka, melalui lintasan pendidikan terjangkau dan bermutu pula, tiap warga negara secara terencana mampu mempertajam  daya nalar dan mengedepankan watak luhur guna merawat demokrasi dan Sang Republik meskipun dunia akan semakin penuh sesak dibanjiri oleh semburan tiruan cerdas, penyesatan informasi, serta algoritma yang tidak netral.

Namun, mereka merasa gelisah karena semua lini kehidupan kebangsaan kini sedang sakit parah digerogoti tabiat menerabas, yakni tabiat memilih jalan tak sesuai tata krama dan mengabaikan hukum demi mencapai tujuan.

“Tabiat buruk inilah yang menjadi cikal bakal segala kerusakan di negara-bangsa ini: dari pelanggaran hukum, korupsi, sampai kecurangan akademik. Tabiat menerabas merupakan penghinaan terhadap nalar dan ancaman serius bagi keberlanjutan peradaban,” katanya.

Parahnya lagi, tabiat menerabas diwajarkan sejak di pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi.

Akibatnya, lanjut Manifesto itu, tabiat menerabas telah beranak-pinak dalam tindakan suap-menyuap, pengangkangan konstitusi, perusakan aturan, sontek-menyontek, pemutar-balikan fakta, hingga musnahnya tata krama dalam keseharian. Paling gawatnya, perilaku buruk dan nista itu sekarang malah bertopeng kewajaran. Walhasil, tabiat menerabas telah merontokkan seluruh tatanan kehidupan bernegara dan berbangsa.

“Berdasar pemikiran di atas, kami berkesimpulan bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara hanya dapat dikembalikan ke jalur yang telah digagas para pendiri bangsa melalui jalan pendidikan,” katanya.

 

Karena itu, dengan ini Forum Guru Besar ITB  menggagas:

1. Pendidikan bermutu dan terjangkau diselenggarakan guna pemajuan peradaban;

2. Pendidikan senantiasa mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan;

3. Pendidikan didirikan di atas kemerdekaan bernalar serta keluhuran akal budi;

4. Pendidikan memupuk benih gairah belajar sepanjang hayat;

5. Pendidikan diselenggarakan berpayung cakrawala keberagaman budaya bahari dan kepulauan.

“Sebagai anak-anak peradaban yang lahir dari rahim para pejuang bangsa, kami berdiri di depan untuk menindaklanjuti manifesto ini. Mari kita merapat dan bersama mengayuh bahtera bangsa serta bersimpuh memohon restu Tuhan untuk kemuliaan negara-bangsa Indonesia sekarang dan esok,” tulis Manifesto itu.

Leave a reply