Makna Dibalik Wajah Estetis dan Kubah Peci Haji Putih Masjid Raya Bang Haji di Rest Area 164 B Cipali
Jakarta, NusantaraNetwork.com-Kini ada masjid ikonik dengan wajah estetis dan mempunyai kubah putih peci haji di Rest Area KM 164 B Tol Cipali, yakni Masjid Raya Bang Haji di Rest Area Kilometer 164 B Tol Cipali, arah ke Jakarta dan berada di wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Menurut H. Adang Wijaya, Penanggungjawab Pembangunan Masjid Raya Bang Haji menyatakan bahwa proses pmbangunan ini belum selesai sepenuhnya. “Prosesnya baru 89% belum total di buka untuk umum, namun sudah nyaman digunakan sholat bagi para musafir yang lewat dan istirahat di Rest Area KM 164 B ini,” katanya kepada NusantaraNetwork.com pertengahan Desember 2024. .
Haji Adang menjelaskan bahwa sisi estetis dan ikonik dari Masjid Raya Bang Haji ini adalah kubahnya Peci haji Warna putih, ikonik, cukup mewah dan megah, karena luasnya cukup seluas 750 meter persegi, 2 lantai, mezzanine, kapasitas masjid Raya vang Haji mampu menampung jamaah sebanyak 1.500 jamaah.
“Esensi kubah Putih yang ada di Masjid Raya Bang Haji ini adalah memberikan makna bagi kita , bahwa bagi kita yang sudah pergi berhaji, dan saat pulang dikatakan haji yang mabrur salah satu indikasinya adalah meningkatnya tensi ibadahnya kepada Allah SWT, ibadah untuk diri kita sendiri, diampuni dosa-dosanya, diganti hartanya dengan yang lebih baik dan lebih banyak lagi, itu dari sisi pribadinya. Sedangkan dari aspek sosialnya adalah seberapa besar kebermanfaatnnya yang bisa dirasakan untuk masyarakat luas, salah satunya adalah membangun masjid dan pesantren.” katanya.
Nah, Masjid Raya Bang Haji ini terletak Rest Area bukan lokasi pemukiman. Tempat singgah atau sarana istirahat bagi orang Safar atau yang sedang berpergian.
“Kita muliakan orang Safar, karena Rest Area 164 B itu adalah titik lelah, selepas mudik dan kembali ke Jakarta, pasti istirahatnya di sana. Masjid Raya Bang Haji ini kita siapkan untuk tempat istirahatnya orang safar, maka masjidnya juga kita siapkan yang bagus, nyaman, ada area bermain untuk anak-anak, tempat atau fasilitas untuk saudara kita, kaum difabel untuk istirahat,” katanya.
Masjid Tanpa Kotak Infaq
Adang Wijaya menjelaskan bahwa memakmurkan masjid adalah hal utama yang jarang digaungkan dan dilakukan dengan serius.
“Dan masjid ini kelak tidak menyediakan kontak infaq. Sebuah masjid yang didesain dengan tanpa kotak amal. Silahkan para kaum safar berbelanja di lapak atau kios-kios sekitar masjid,” katanya.
Para pengunjung rest Area KM 164 B atau kaum safar dapat belanja di semua kios atau lapak di sekitar masjid Raya Bang Haji KM 164 B Cipali, Majalengka, Jawa Barat.
“Jika kita berinfaq langsung ke masjid, manfaatnya hanya untuk masjid saja, kita tidak seperti itu, kaum Safar kita minta untuk berbelanja di sekitar masjid dan dengan demikian sudah berinfaq untuk Masjid juga,” katanya.
Setiap berbelanja di manapun di lingkungan Rest Area Km 164 B, maka mereka telah ikut memakmurkan keberdayaan ekonomi para pengusaha dan secara langsung turut berinfak bagi operasional Masjid Raya Bang Haji.
“Dengan begitu, kita bisa menghidupkan ekosistem ekonomi sosial dan spiritual sekaligus, uang yang kita belanjakan bisa digunakan untuk menghidupi para pedagang yang ada disana, bisa untuk menghidupi keluaga pedagang, tetap bisa dirasakan oleh UKM yang ada disana, sehingga mereka bisa menafkahi keluarganya, mengggaji karyawannya, dan beramal untuk majid nantinya, sehingga eksistem ekonomi di sekitar masjid bisa hidup, “ ujarnya dengan panjang lebar.
Sebagai informasi, Masjid Raya Bang Haji Rest Area Km 164B Tol Cipali dibangun oleh Yayasan Khasanah Masjid Madani dan dikelola oleh Manajemen Masjid Madani. Yayasan tersebut merupakan bagian kontribusi dari Global Insight Group sebagai induk usaha dari Green Nitrogen dan Kopi Bang Haji.
Selaku Pengelola Masjid Raya Bang Haji KM 164 B juga menfasilitasi bagi mereka yang ingin berinfaq secara langsung ke Masjid, dengan cara membeli merchandise yang ada di Masjid tersebut, cara ini juga bertujuan untuk menghidupi UKM yang memproduksi merchandise seperti sarung, Peci, Sajadah, Kaos dan sebagainya.
“Kalau uang tunai masuk ke Masjid tidak, tetapi kita buat alur proses yang lebih bisa menghidupkan UKM di sekitar Masjid untuk lebih berdaya, maju dan mandiri dengan tujuan akhir bisa memakmurkan masjid untuk kemaslahatan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan, bahwa tujuan dari didirikannya Masjid Raya Bang Haji ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah sepulang para jamaah Haji, setelah mereka mendapatkan maslahat dari hajinya secara pribadi, juga bisa menebarkan mashlahat dari ibadah hajinya untuk masyarakat luas dengan beribadah sosial yang dapat memberikan dampak positif bagi keberlangsungan hidup UMKM yang ada di sekitar masjid Raya Bang Haji.
Target dibuka untuk umum pada tahun 2025 saat ibadah Puasa Ramadhan tiba. “Insya Allah nanti kita bisa beribadah Ramadhan tahun 2025 di masjid Raya Bang Haji ini,” katanya penuh harap.