Pengabdian Masyarakat KKIK-ITB, Perkuat UMKM, Tata Kelola Makan Bergizi Gratis, Ketahanan Pangan dan Inovasi Budaya Priangan Timur di Pondok Pesantren Suryalaya

Tasikmalaya, Nusantaranetwork.com-Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Kelompok Keahlian Ilmu-ilmu Kemanusiaan (KKIK), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk “Penguatan Ekonomi Lokal, Budaya, dan Ketahanan Pangan Berbasis Potensi Daerah dan Pesantren” di Pondok Pesantren Suryalaya, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.
Kegiatan ini dibantu juga oleh STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya yang juga merupakan mitra ITB dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi (pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat).
Sesuai dengan tema yang diangkat acara ini turut dihadiri oleh Bumdes setempat, pelaku UMKM, pelaku hidroponik, masyarakat dan mahasiswa STIE Latifah Mubarokiyah Suryalaya.
Kegiatan ini dirancang sebagai ruang kolaboratif antara akademisi, pesantren, pelaku usaha, dan masyarakat lokal untuk menjawab tantangan nyata di bidang ekonomi, pangan, dan pelestarian budaya.
Acara puncak yang berlangsung pada Senin, 11 Agustus 2025 ini, dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Bumdes, pelaku usaha UMKM, komunitas pertanian dan hidroponik, mahasiswa, dan warga sekitar.
Melalui pendekatan interdisipliner, kegiatan ini menghadirkan lima sesi pelatihan tematik yang saling melengkapi, antara lain terkait dengan suksesi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Melalui Pengembangan Produk Unggulan Badan Usaha Milik Desa (BUM DESA) Berbasis Potensi Lokal di Kawasan Priangan Timur.
Ketua Pengabdian pada Masyarakat, Ade Engkus Kusnadi, M.Pd dan timnya yang terdiri Dr. Agus Syihabudin, M.A., Ir. Pathmi Noerhatini dan Shohib Khoiri, Lc., M.A., memaparkan strategi keberlanjutan program MBG melalui pengembangan produk unggulan BUMD berbasis potensi lokal sebagai solusi ketahanan pangan dan peningkatan gizi masyarakat. Skema ini diharapkan dapat direplikasi oleh desa-desa lain di wilayah Priangan Timur.
Kemudian, imbuh Ade Kusnadi, bahwa peningkatan Penjualan UMKM Makanan Tradisonal Melalui Media Sosial di Wilayah Jawa Barat.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengabdian pada Masyarakat Dr. Ernawati, MPSDA dan tim, yang terdiri dari Dr. Nia Kurniasih, M.Hum, Dr. Ridwan Fauzi, M.H., dan Ir. Siti K. Azhari, M.T., juga memberikan pelatihan optimalisasi media sosial untuk meningkatkan daya saing dan penjualan produk UMKM makanan tradisional Jawa Barat. Peserta diajak memahami model media sosial, strategi konten, dan branding digital berbasis kearifan lokal.
Sementara itu, erat kaitannya dengan strategi Promosi Produk UMKM Priangan Timur Melalui Partisipasi dan Komentar dalam Media Online. Ketua Pengabdian pada Masyarakat Prof. Dicky Rezady Munaf, MS., MSCE. Ph.D diwakili oleh anggota timnya yakni Dr. Sutiadi Rahmansyah, M.Hum dan Dr. Asep Wawan Jatnika, M.Hum., memberikan pelatiha mengenai strategi berpromosi dalam media online melalui metode pemasaran senyap (Stealth Marketing) dengan cara berkomentar di kolom pendapat. Dengan kemampuan berpromosi diharapkan para UMKM mampu bersaing dengan mudah dalam mempromosikan produknya.
Acara ini juga dimeriahkan dengan Interpretasi Teatrikal Hikayat Diponegoro Melalui Tradisi Nerbang Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ketua Pengabdian pada Masyarakat Dr. Cecep Alba, M.A dibantu anggotanya Dr. Harry Nuriman, M.Si mengangkat nilai sejarah dan spiritual melalui pertunjukan teatrikal Hikayat Diponegoro yang diintegrasikan dengan tradisi Nerbang TQN, sebagai upaya pelestarian budaya lokal pesantren. Kegiatan ini juga menjadi ruang ekspresi kreatif bagi santri dan masyarakat dalam memahami sejarah secara kontekstual.
Adapun peningkatan Ketahanan Pangan dan Keterampilan Santri Melalui Penerapan Urban Farming Teknologi Hidroponik di Pondok Pesantren, Tasikmalaya. Dr. Qoriah, M.A sebagai Ketua Pengabdian pada Masyarakat dibantu oleh Muhamad Taufik, M.Ag. dan mahasiswa FITB Fandy Hidayat memperkenalkan teknologi hidroponik dalam urban farming sebagai solusi ketahanan pangan dan peningkatan keterampilan hidup santri di lingkungan pesantren. Program ini juga membuka peluang wirausaha berbasis pertanian modern yang ramah lingkungan.
Pelatihan ini memberikan feedback yang positif bagi warga lokal. Juga memberikan dampak nyata dan antusiasme Masyarakat dalam meningkatkan kapasitas dan pengetahuannya untuk pengembangan pemasaran produk pertanian dan kreatif lainnya.
Salah satu peserta, pelaku UMKM lokal, menyampaikan antusiasmenya terhadap kegiatan ini.
“Acara ini sangat menarik dan variatif. Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru, terutama ide peningkatan penjualan produk melalui media online. Skema MBG oleh Bumdes dan pelestarian budaya terbangan juga sangat menginspirasi,” ujar salah satu peserta program ini.
Kegiatan ini menegaskan komitmen KKIK ITB dalam menghadirkan solusi aplikatif berbasis ilmu kemanusiaan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Diharapkan, sinergi antara akademisi,pesantren, dan masyarakat lokal ini dapat menjadi model pengabdian masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif.
Pengabdian masyarakat ini tidak hanya menjadi ajang transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam membangun ekosistem lokal yang tangguh dan mandiri. Dengan mengintegrasikan potensi pesantren, teknologi, dan budaya, ITB berupaya mendorong transformasi sosial yang berakar pada nilai-nilai lokal dan inovasi berkelanjutan.