Setelah 200 Hari Gowes, Couple Goals Rafli-Zahra Akhirnya Tiba di Madinah
Jakarta, NusantaraNetwork.com-Couple goals ini tak henti-hentinya menginspirasi. Setelah 200 hari lebih bersepeda, Rafli Purnama dan Zahra Alzena akhirnya tiba di Arab Saudi, menuntaskan perjuangan panjang selama tujuh bulan perjalanan.
Sebelum menuju ke Arab Saudi, sepasang suami istri ini menuntaskan gowes mengelilingi pulau Borneo, yang mencakup Kalimantan, Malaysia, dan Brunei Darussalam yang dimulai dari Bandung. Setelah puas mengeksplor kekayaan pulau Borneo, barulah perjalanan menuju Tanah Suci dimulai.
Rafli dan Zahra melalui 12 negara dengan total 10.000 kilometer, dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Laos, Vietnam, Cina, Kazakhstan, Uzbekistam, Uni Emirat Arab, dan tiba di Arab Saudi.
Kota pertama yang disambangi Rafli dan Zahra setibanya di Arab Saudi adalah kota Madinah, kota yang terkenal sebagai tempat hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah, dan letak Masjid Nabawi yang menjadi salah satu masjid terbesar dan paling suci dalam agama Islam.
Impian gowes ke Tanah Suci ini sudah direncanakan satu tahun sebelum mereka berangkat pada Februari 2024. Mereka mengungkapkan bahwa tujuannya untuk sampai ke Tanah Suci adalah bagian dari hobi, niat mulia untuk beribadah, dan belajar.
“Karena sepeda itu transportasi yang paling pas untuk saya melakukan perjalanan ini, karena tidak terlalu cepat dan juga lambat, dan yang pasti kita bisa olahraga setiap hari dan baik untuk bumi juga,” jelas Rafli. Salah satu yang paling berkesan bagi Rafli dan Zahra adalah saat mengunjungi negara Kazakhstan. Karena bukan hanya alamnya saja yang indah, tetapi masyarakatnya pun ramah dan siap menolong.
Perjalanan ini adalah saksi dari ketangguhan fisik dan mental pasangan ini, yang tak hanya didorong oleh hasrat untuk bertualang, tetapi juga oleh keyakinan dan tujuan mulia menuju Tanah Suci.
Perjalanan Tidak Mudah, Rafli-Zahra Pantang Menyerah
Rafli dan Zahra membagikan banyak momen dan perjuangan perjalanan ke Mekkah melalui laman Instagram-nya @lintascinta_, seperti pengalaman gowes di Jalur Sutra di kota Samarkand yang panas, perjalanan naik-turun kereta saat melalui negara Cina, berbagai destinasi wisata, hingga kendala untuk masuk ke Turkmenistan, dan keraguan masuk ke Afghanistan.
Hal paling berat yang harus mereka lalui adalah perubahan cuaca yang sangat tidak terduga, sehingga membuat fisik lebih mudah lelah. Persiapan logistik pun harus matang, karena tidak di semua daerah yang mereka lalui tersedia air dan makanan. Belum lagi ditambah homesick karena lama meninggalkan rumah dan rindu kuliner khas Indonesia yang sulit ditemukan di negara lain.
Hal ini dibagikan Zahra melalui suguhan sebuah video dengan latar bunga matahari di Uzbekistan. Saat itu mereka gowes jauh dari area pemukiman dan sangat jarang air, termasuk air untuk sekadar cuci muka. Di tengah terik 34°C, mereka menemukan ladang bunga matahari. Dan ternyata di ujung ladang yang indah, terdapat air mengalir bersih dan pohon lebat untuk berteduh.
“Mungkin aku homesick, tapi aku nggak boleh menyerah. Makanya Allah siapin ini semua,” tulis Zahra.
Selain diuji fisik, ada saja cuitan netizen meragukan perjalanan mereka yang menguji secara mental. Namun cuitan itu hanya dianggap angin lalu oleh Rafli dan Zahra. Mereka terus bersepeda membuktikan kepada Masyarakat Indonesia bahwa mimpi besar ini mungkin untuk mereka capai.
“Nggak pernah kepikiran sama sekali buat ada di titik ini. Perjalanan ini nggak akan bisa dibeli pakai apapun atau bahkan juga nggak bisa keulang lagi, nggak ada bandingannya sama apapun,” tulis Zahra.
Doa-doa terus mengalir di kolom komentar postingan mereka. “Baru kali ini melihat perjalanan yg menikmati perjalanan sepeda yang jauh, sambil diisi jalan-jalan destinasi wisata, jadi lebih berasa holiday, berasa honeymoon ya. Sehat selalu pasangan tangguh. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi di mana pun berada.” @zuraydah_zuandry
“Semoga Allah permudah perjalanan nya. Dan selalu diberikan kesehatan. Aamiin.” @soniakustini
“Semoga kita diberi kekuatan untuk tetap bisa mengayuh sepeda kita hingga ke Tanah Suci nanti.” tulis Rafli di Uzbekistan, sebelum akhirnya flight ke Arab Saudi.
Dan September 2024 menjadi momen paling mengharukan bagi Rafli dan Zahra. Mereka membagikan video tibanya ke Arab Saudi melalui lama Instagram @lintascinta_
“Gowes ke 205 gowes dari Indonesia ke Mekkah. Alhamdulillah, akhirnya kita tiba juga di Arab Saudi. Negara ke-12 setelah 205 hari. Jadi kemarin dari Uzbekistan kita nggak bisa lewat jalur darat karena kita nggak bisa dapat visa Turkmenistan. Dan juga satu-satunya jalan menuju Arab Saudi adalah lewat Afghanistan dan itu terlalu beresiko, jadi kita ambil flight dari Uzbekistan dan transit di Emirate, dan sekarang kita sudah ada di Arab Saudi!”
“Aku yang ngikutin perjalanan kalian dari hari pertama, jadi nangis lihat ini.Alhamdulillah,” tulis akun @kaynay220306.
“Masyaallah… Alhamdulillah.. sehat selalu yaa.. ngikutin dari awal.. terharu akhirnya tujuan tercapai,” tulis akun @ssedyati di kolom komentar.
Bawa Sepeda Asal Indonesia untuk ‘Hijrah’: Benar-Benar Membawa Nama Baik Indonesia
Ternyata selama perjalanan, Rafli dan Zahra juga mengajak brand sepeda asal Indonesia, Polygon Bikes, untuk ‘hijrah’. Seri Polygon Bend R9X digunakan oleh Rafli, sementara seri Polygon Tambora G7 digunakan oleh Zahra.
“Aku pakai sepeda produk Indonesia, merknya yaitu Polygon Bikes. Emang cocok banget dipakai untuk jarak jauh, nyaman banget rasanya, dan yang pasti nggak perlu khawatir tentang kekuatannya. Bahkan ban luar sepeda bawaan nya yang kita pakai dari awal kita berangkat sampai Tanah Suci tidak pernah diganti saking kuatnya,” jelas Rafli.
Polygon Bikes menyambut gowes inspiratif ini dengan positif dan berharap gowes ini bisa menjadi inspirasi bagi cyclist-cyclist lain. “Alhamdulillah couple goals ini sampai di Tanah Suci dengan selamat. Kisah mereka begitu menginspirasi dan kami sangat mengapresiasi pencapaian mereka. Kami mengikuti perjalanan mereka dari pertama gowes hingga sekarang, dan memetik nilai bahwa setinggi dan sejauh apapun mimpinya akan bisa dicapai dengan tekad, kerja keras, dan dukungan positif.”
Rafli pun menutup gowes di Madinahnya dengan menyapa beberapa turis Indonesia yang juga mengikuti perjalanan mereka. “Terima kasih buat kalian yang sudah mengikuti sampai hari ke 205 ini.”