Tribute To W.S. Rendra 2024, Refleksi Seniman Pada Kondisi Sosial Masyarakat
Bandung, NusantaraNetwork.com-Guna meneruskan perjuangan dan semangat pergerakan rakyat, serta bagian penting dari pelaksanaan kata-kata. Sebab itulah, Tribute To W.S. Rendra 2024 kini akan dilaksanakan di Bandung dengan konsep yang berbeda dan lebih fresh.
Tak dapat dipungkiri, karya-karya seniman legendaris Almarhun W.S. Rendra, memang menggugah jiwa, menggerakkan daya pikir, daya gerak, dan daya cipta yang selaras dengan kehidupan dan fenomena sosial kemasyarakatan yang ada.
Menurut Abimanyu, Pelaksana tunggal dalam kegiatan Tribute TO W.S. Rendra 2024 bahwa kegiatan ini melibatkan banyak pihak yang selama ini mendukung perjuangan W.S. Rendra.
“Dalam setiap karya sastranya, Alm. W.S. Rendra selalu bernada perlawanan terhadap nilai-nilai yang menyimpang bertentangan dengan akal sehat yang umum. Hal ini untuk mengingatkan generasi muda akan pentingnya kontrol sosial dalam masyarakat,” katanya.
Salah satu contohnya, adalah puisi sebagai berikut :
HAI, KAMU !
Luka-luka di dalam lembaga,
intaian keangkuhan kekerdilan jiwa,
noda di dalam pergaulan antar manusia,
duduk di dalam kemacetan angan-angan.
Aku berontak dengan memandang cakrawala.
Jari-jari waktu menggamitku.
Aku menyimak kepada arus kali.
Lagu margasatwa agak mereda.
Indahnya ketenangan turun ke hatiku.
Lepas sudah himpitan-himpitan yang mengekangku.
Jakarta, 29 Pebruari 1978
Potret Pembangunan dalam Puisi
“Dengan mengusung tema “Hai,Kamu!”, bertujuan untuk mengabarkan bahwa karya-karya almarhum tetap sangat relevan dengan kondisi negeri yang penuh dengan kegelisahan juga membuat melek angkatan-angkatan baru atau lebih eksklusif dengan sebutan milenial yang menjadi generasi gadget (generasi cybernetic),” kata Abimanyu, anak kandung dan anak ideologis Almarhum W.S. Rendra.
Ia menambahkan, bahwa puisi karya sang dramawan, sastrawan, dan budayawan yang sangat melegenda W.S. Rendra, menjadi tema utama pada pameran lukisan 15 pelukis, dengan 20 karya.
Ke- 15 pelukis tersebut adalah : Ames Abadi, A.Delano W, Diyanto, E.Karnaen, Idris Brandy, Irwan Jamal, Marsha Fauzi, Mayek Prayitno, Mario Lasol, Noris Khrisna Murti, Rafiff Ammar, Suyatno, Thariq Fauzi, Tjatur Imam Susilo, Yusuf Dwiyono.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 5 – 10 November 2024 di Museum Barli, Jl. Prof. DI. Ir Sutami No. 91, Bandung – 40152
Pameran Lukisan terangkum dalam acara yang dikemas secara menarik, dimulai dengan pembukaan pameran lukisan pada tanggal 5 November 2024, pukul 16.00 di Museum Barli, bincang-bincang seni tanggal 6 sd 10 November 2024, pukul 14.00 – 17.00 di Museum Barli.
Event lain yang masih dalam satu rangkaian kegiatan ini adalah mini seminar sastra, tanggal 6 November 2024 pukul 14.00 – 17.00 di Aula Perpustakaan Ajip Rosidi sebagai pembicara Kyai Matdon (Majelis Sastra Bandung) dan Ahda Imran, pentas teater, di Aula Perpustakaan Ajip Rosidi pukul 20.00 – 22.00 dengan jadwal pementasan sebagai berikut; tanggal 6 November 2024 Monolog Sparepart Teater judul Sajak Anak Muda, tanggal 7 November 2024 Demam Teater judul Nyanyian Orang Urakan, tanggal 8 November 2024 Monolog – Gus Jur Mahendra judul Manusia Rendra, tanggal 9 & 10 November 2024 Teater Piktorial judul Kesaksian Burung – Burung Kondor.
Kegiatan ini, kata Abi, demikian sapaan akrabnya, adalah refleksi dari para pelaku seni terhadap kondisi sosial masyarakat yg berlangsung, diharapkan akan terus berlangsung di setiap tahunnya.
“Tak lupa kami haturkan ribu terima kasih kepada pihak – pihak yang telah banyak membantu tanpa letih, diantaranya kepada Museum Barli, Perpustakaan Ajip Rosidi, Tempo.Co, Semesta Budaya, Majelis Sastra Bandung, Pusat Studi Sunda, Rancage, BogaLakon, dan pihak lainnya yang tak dapat kami sebutkan satu persatu, tanpa dukungan dan kontribusi dari semua tentunya takkan terwujud kegiatan ini,” katanya.