Atlet Indonesia Menjajal Sepeda Downhill Terbaru Polygon dari Ajang Ekstrem Red Bull Rampage

0
6
Spread the love

Batu, Jawa Timur-NusantaraNetwork.com-“Ini saya lagi healing melihat hijau-hijau,” ungkap Ganesha Tamzil sambil berbaring terpeleset usai ditaklukkan oleh track Panderman Gravity Park, Malang (26/4), menggunakan Polygon Collosus DH — sepeda downhill terbaru dari Polygon yang baru saja kembali ke panggung dunia mountain bike setelah penantian panjang selama 10 tahun.

Panderman Gravity Park, yang dikenal dengan track menantangnya dengan banyak jump, gap jump, dan drop, berhasil membuat terkesan 80 penggiat MTB yang telah menaklukkan 2,2 kilometer jalur Minthi. Jalur atau track Minthi ini merupakan salah satu pilihan jalur favorit di Panderman Gravity Park selain jalur Bebek dan Menthok. Jalur ini dibangun oleh Hildan Afos Katana, atlet Indonesia asal kota Batu yang menyumbang medali emas pada downhill Asia Mountain Bike Championship 2009, SEA Games 2013, dan Kejurnas Downhill pada 2022.

“Cukup seru dan menantang juga. Itu khusus untuk beginner sebenarnya. Jadi masih banyak yang harus diedukasi di track Panderman, supaya penghobi MTB mau mencoba downhill,” jelas pria yang akrab disapa Afos. Baginya jalur ini adalah bekal untuk mengedukasi penghobi dengan rintangan yang cukup menantang, tetapi masih lebih mudah dibanding kedua jalur lainnya.

Track-nya termasuk high speed. Agak ngeri karena kalau meleset dikit bisa jatuh. Seru banget, sih, track-nya. Tekstur tanahnya gembur, kalau kena embun dikit sudah basah,” jelas Yulia Wulandari, peserta asal Kediri, Jawa Timur.

“Buat saya ini cukup asyik, karena obstacle-nya menantang dan tentunya high speed. Dan yang paling enak adalah pemandangannya!” tutur Rama Teguh Adi Pratama, seorang atlet downhill asal Bandung yang sudah mengikuti berbagai ajang internasional, seperti Enduro World Series 2022 hingga Red Bull Cerro Abajo di Chile.

Sebagai bentuk apresiasi kepada komunitas mountain bike (MTB), Polygon menggelar Polygon MTB Gathering yang mempertemukan 80 penggiat MTB dari seluruh Indonesia. Mengusung semangat “pemersatu MTB se-Indonesia”, Polygon mengundang secara eksklusif para atlet, content creator, hingga akademi MTB untuk mencoba langsung performa Polygon Collosus DH yang juga digunakan pada ajang ekstrem Red Bull Rampage bulan November lalu.

“Ini adalah wujud apresiasi kami kepada penggiat-penggiat MTB yang terus semangat menyebarkan kebaikan-kebaikan bersepeda di Indonesia,” ucap Veronica Vivin, Brand Marketing Manager dari Polygon Bikes Indonesia. “Ketika kami mencoba menyusun apa yang bisa kita lakukan di tahun ini, kami menemukan bahwa selama 10-15 tahun ke belakang MTB adalah salah satu penyumbang emas terbanyak untuk Indonesia di SEA Games—16 atau lebih medali emas. Kami ingin kita merasakan euphoria itu lagi.”

“Ini bukan pertama kalinya Polygon menghadirkan acara MTB. Sebelumnya, kami rutin menggelar Polygon MTB Bootcamp di berbagai kota di Indonesia. Kali ini, kami berkesempatan menghadirkan acara MTB berskala nasional, sekaligus memperkenalkan keindahan pariwisata Indonesia,” ucap Hakam selaku Project Manager dari Polygon MTB Gathering.

Acara dibuka pada Jumat malam (25/4) dengan game seru bertajuk “Night Hunter” — di mana peserta ditantang mencari gulungan kertas sambil bersepeda, berisi misi seperti wheelie, jumping obstacle, hingga membuat konten kreatif di Instagram.

Sesi dilanjutkan oleh Zendy Meidyawan Renan selaku Polygon Chief Engineer yang bercerita mengenai perjalanan dunia downhill yang terus berevolusi hingga seperti sepeda downhill yang dikenal saat ini, sekaligus perjalanan di balik berdirinya Polygon Collosus DH yang disambut antusias oleh peserta.

“Sepeda Collosus terinspirasi dari salah satu karakter komik X-Men kesukaan saya, Colossus, yang besar, berat, dan perkasa. Sehingga sepeda Collosus awalnya lahir di tahun 2006 dengan karakter besar dan berat,” jelas Zendy dalam membuka perkenalannya pada Polygon Collosus DH terbaru.

Kolaborasi dengan Atlet, Content Creator, dan Akademi MTB

Acara yang dihadiri oleh beberapa influencer sepeda, seperti Ganesha Tamzil – YouTuber RocknRoll Daddy asal Jakarta, dan Anantha Djawa – content creator asal Malang. Juga berbagai atlet muda, dari Spartan Racing Team, Sego Anget Racing Team, Privater, HK Racing Team, hingga ISSI dari berbagai kota.

Tak ketinggalan, akademi-akademi MTB yang membina anak-anak dari Sekolah Dasar hingga Menengah Pertama, seperti Afos Katana Family dari Batu, AB Pinang Academy dari Cilegon, dan YC BMX Yogyakarta.

Peserta yang begitu beragam sekaligus lintas kalangan dan generasi ini menjadi daya tarik tersendiri dari acara ini. Polygon Bikes tidak sekadar mengundang peserta, namun dengan tujuan yang lebih besar—untuk membangun dan memperkuat dunia MTB di Indonesia.

“Kami menyadari bahwa untuk mendorong regenerasi talenta-talenta muda agar memahami berbagai peluang masa depan di dunia MTB dan sekaligus membawa nama Indonesia, diperlukan partisipasi dari semua pihak, karena ini adalah concern kita bersama,” jelas Vivin.

Polygon Collosus DH: Sepeda Downhill Terbaru yang Menggebrak Dunia MTB di Red Bull Rampage

Luke Withlock pada ajang Red Bull Rampage di Virgin, Utah bersama Polygon Collosus DH

Kehadirannya sudah dinanti-nanti sejak 2024 lalu, Polygon Collosus DH bukan hanya sekadar comeback biasa. Pertama kali diperkenalkan pada Sea Otter 2025, sepeda ini adalah hasil development panjang yang memakan waktu 3 tahun dalam inovasi dan pengujian teknologinya.

Bersama Deyna Rizqi Ramadhan sebagai tim Polygon Engineer, Zendy menjelaskan bahwa ada 4 konfigurasi geometri yang bisa dilakukan penyesuaian dengan mengubah flip chip. Ditambah dengan teknologi Independent Floating Suspension (IFS) yang sudah menjadi identitas Polygon pada deretan sepeda full suspension-nya.

Tentunya, bukan Polygon jika tidak melakukan pengujian kualitas langsung dengan penggunanya! Polygon Collosus DH telah diuji oleh tim engineer, Deyna yang juga pernah aktif menjadi atlet, sebagai tes kelayakan pertama, sebelum akhirnya diuji oleh atlet dari berbagai negara, dan dibawa ke ajang bergengsi Red Bull Rampage di Virgin, Utah — kompetisi freeride paling ekstrem di dunia — pada November 2024 lalu oleh rider asal Amerika, Luke Whitlock.

Tidak hanya Luke Withlock, Polygon Collosus DH juga sudah meraih kemenangan perdananya pada Pekan Olahraga Nasional kategori MTB – disiplin downhill – di Aceh September tahun lalu. Sepeda yang ditunggangi oleh Dois Audi Fikriansyah itu berhasil menyabet medali emas.

“Menggunakan sepeda Polygon ini sangat nyaman, melalui obstacle dan cornering rasanya ringan, pedaling juga tidak berat. Akhirnya berbuah manis, sepeda ini membawa aku ke medali emas PON,” jelas Dois.

Sementara itu, Anantha Djawa yang baru pertama kali mencicipi sepeda downhill di Panderman Gravity Park itu juga menyatakan kenikmatan bersepeda dengan sepeda Collosus DH. “Aku ketika pertama coba sepeda ini, aku langsung tau sepeda ini memang buat aku,” pungkas creator yang akrab disapa Nantha yang menunggangi seri DH 9.

Polygon hadir dengan dua serinya, yaitu Collosus DH 9 dengan corak gradien burudan DH 7. Polygon Collosus DH 9 bisa dibanderol dengan harga Rp 78.000.000, sementara Polygon Collosus DH 7 dibanderol dengan harga Rp 55.000.000.

Eits, ini baru awal tahun! Kira-kira, kejutan dan gerakan apa lagi yang akan dibawa Polygon Bikes untuk Indonesia tahun ini?

Leave a reply