Merayakan HUT RI dengan Cara Berbeda, Duo Pesepeda Gowes Surabaya ke IKN

0
80

JAKARTA, NUSANTARANETWORK.COM-Adalah Wirawan Dwi (42) dan Sugeng Santoso (64), dua pesepeda tangguh asal Sidoarjo yang menempuh 1945 kilometer untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Mereka bersepeda dari Surabaya ke Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak tanggal 1 Agustus dan akhirnya tiba tanggal 16 Agustus untuk merayakan HUT Republik Indonesia yang ke-79 di sana.

Dua pesepeda itu memilih untuk memulai perjalanan dari Tugu Pahlawan, atau Titik Nol Surabaya, yang merupakan saksi dari perjuangan pahlawan-pahlawan Indonesia mempertahankan area Surabaya dari jajahan. Cerita inspiratif ini dibagikan langsung kepada Polygon dan NUSANTARANETWORK.COM.

“Dengan beragam dinamika di negeri ini, kami bersyukur sudah terlahir dan besar di Indonesia, alhamdulillah. Perjalanan kami juga akan mengeksplorasi tempat wisata dan kuliner di Indonesia,” papar Wirawan yang merupakan pesepeda dari komunitas GXID itu. “Tantangan terberat itu sebenarnya di diri kita sendiri. Seringkali kita itu merasa mampu nggak, ya? Itu yang membatasi kita sebenarnya. Padahal kalau kita lakukan, seberat apapun akan mampu juga,” lanjutnya.

Sugeng Santoso atau akrab disapa Opa Sugai ini sudah tidak asing dengan bersepeda jarak jauh. Sebelumnya masih di tahun 2024 juga, ia sudah bersepeda dari Surabaya ke Mekkah selama empat bulan. Kondisi tubuhnya meski sudah menginjak kepala enam masih tetap fit, hal ini tidak lepas dari konsistensinya bersepeda Setiap hari sejauh 50-75 km selama dua jam.

Meski sudah khatam Surabaya-Mekkah, gowes di Kalimantan tetap meninggalkan kesan tersendiri bagi Opa Sugai. Kontur Kalimantan yang banyak tanjakan dan turunan yang cukup curam menyambutnya. “Kalimantan memang rute dan kontur jalanannya banyak rolling-nya (red: naik dan turun) dan hampir semuanya perkebunan sawit dan karet. Terjal naiknya juga perlu ngegas,” jelas Opa Sugai.

“Apalagi ditambah dengan beban tas depan dan belakang. Jadi kalau kita lihat tanjakan itu ‘bisa nggak, ya? Bisa nggak, ya?’ Gowes ini juga untuk melihat sejauh mana sih limit kita. Kadang kita menyerah, padahal belum dicoba.” Wirawan menambahkan.

Bersepeda adalah cara yang dipilih oleh Wirawan dan Opa Sugai sebagai bentuk perayaan mutlak atas keberagaman Indonesia. Mulai dari suku, budaya, masyarakat, hingga alam yang berbeda. Bagi mereka, sepeda merupakan cara yang paling tepat untuk menjadi teman misinya mengenal Indonesia.

“Tidak ada gap dengan masyarakat. Jadi dengan hal-hal yang kita lalui, kita bisa tahu detail. Dengan pemandangan, kondisi alam, kondisi masyarakat. Kita bisa sewaktu-waktu berhenti untuk ngobrol dengan masyarakat. Bisa sewaktu-waktu berhenti untuk foto-foto. Kalau pakai kendaraan lain rasanya makin ada gap karena pace-nya lebih cepat,” ungkap Wirawan. “Kalau untuk mengenal Indonesia, sepeda itu menurut saya paling cocok.”

Budaya Dayak yang kental di pulau Kalimantan menjadi salah satu daya tarik Wirawan dan Opa Sugai. “Penduduknya, masyarakat Dayak sangat ramah dan welcome buat goweser,” tutur Opa Sugai bangga.

Meski mengaku tidak mudah, berhasilnya gowes duo pesepeda ini tentu tidak lepas dari konsistensi bersepeda yang sudah dibangun beberapa tahun terakhir. Wirawan bahkan rela menjual motornya untuk mengh“Sejak menginjak usia 40 tahun, saya sudah komitmen. Saya menjual sepeda motor untuk memaksa saya bisa bersepeda ke mana-mana. Jadi saya ke kantor bersepeda, bertemu teman bersepeda. Bahkan mudik pun saya bersepeda. Jadi nggak cuma bike to work, tapi juga bike to everywhere.”

Decak kagum langsung terucap begitu Wirawan dan Opa Sugai menginjakkan kakinya ke IKN. Bahkan mereka memiliki kesempatan untuk bertemu seniman I Nyoman Nuarta, mastermind di balik patung Garuda IKN yang sempat ramai diperbincangkan. “IKN bagus banget tempatnya. Saya dengan sudut pandang fotografer setiap detailnya sangat bagus. Apalagi kemarin dapat pengalaman luar biasa, karena berkesempatan bertemu dengan Nyoman Nuarta, desainer dan pembangun Garuda di belakang Istana. Itu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Diskusi dan melihat sudut pandang beliau itu menyenangkan.”

Tuntas sudah misi Wirawan dan Opa Sugai gowes menuju IKN setelah melewati empat provinsi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

 

Mengajak Sepeda Asal Indonesia untuk Menjajal IKN

Seri Polygon Bend Series yang digunakan Wirawan dan Opa Sugai menuju Kalimantan. Tidak hanya dua rekan – Wirawan dan Opa Sugai saja yang tiba di IKN, tetapi duo pesepeda ini juga mengajak sepeda asal Indonesia, Polygon dengan seri gravel Bend R. Sepeda gravel yang masih hangat menjadi pembicaraaan sejak rilisnya tahun lalu.

“Kombinasi gear yang sangat memumpuni di berbagai medan meskipun tanjakan Kalimantan sangat banyak dan tinggi, ditambah beban yang saya taruh di carrier sepeda,” jelas Wirawan.

Polygon ini merupakan sepeda asal Indonesia. Local pride, ya. Produk Indonesia yang saya pikir sangat bisa bersaing dengan sepeda-sepeda luar negeri yang sudah dikenal merknya. Dan mungkin ini lebih baik. Nggak sekadar memumpuni, ini produk bagus.”

Wirawan juga mengungkapkan bahwa dirinya sangat bangga bisa berkolaborasi dengan produk karya anak bangsa di tahun ini, serta merasa inisiatifnya (red: gowes ke IKN di bulan Agustus) adalah momentum yang tepat untuk kolaborasi ini.

Leave a reply